Minggu, 02 Agustus 2015

Poker Online - Benarkah Manusia Masih Membutuhkan Susu Selain ASI?

POKER ONLINE




Poker Online, Benarkah Manusia Masih Membutuhkan Susu Selain ASI? - Setiap kita sudah terbiasa dengan tumbuh besar bersama susu. Dari susu bubuk kalengan hingga UHT yang tinggal minum. Sebab kita meyakini bahwa susu adalah sumber kalsium utama, yang penting untuk pertumbuhan tulang serta gigi. Padahal, tidak juga.

Hal ini dijabarkan dengan lugas oleh Dr Tan Shot Yen, dokter ahli gizi.

1. Susu hanya cocok sebagai "makanan antara", ketika bayinya belum sanggup mengunyah dan mencerna.
Begitu bisa tegak, berjalan, mencari makan dan mampu mengunyah makanan padat, maka susu bukan lagi konsumsi alamiahnya. Faktanya, enzim pencernaan manusia untuk mencerna susu juga sudah mulai menyusut pada usia 2-3 tahun. Berbarengan dengan itu, gigi manusia pun sudah lengkap di usia 2 tahun.

2. Alam tidak menyediakan susu apa pun selain ASI untuk konsumsi manusia.
Susu sapi alami sama sekali tidak cocok untuk manusia. Karena "dipaksakan" supaya cocok, maka agar tidak mengandung bakteri, manusia melakukan sterilisasi susu antara lain dengan pasteurisasi – efek sampingnya? Semua zat gizi susu rusak total (karena itu setelah proses sterilisasi perlu diimbuhkan berbagai zat dari luar supaya kelihatan "bergizi"-proses pasca sterilisasi inilah yang membuat heboh 'menyusup'nya bakteri beberapa waktu yang lalu).

Begitu pula agar kolesterol susu sapi yang tinggi tidak membuat manusia kegemukan dan naik kolesterolnya, ditemukanlah teknik yang membuat susu sapi mendapat istilah 'skim', karena minyaknya ditarik/diambil – efek sampingnya? Manusia tetap gemuk. Karena bukan melulu kolesterol yang bermasalah, tapi gula susu (laktosa) dan keasamannya yang membuat tulang justru semakin keropos.

Supaya "cocok" juga untuk kebutuhan kecerdasan anak manusia, maka pemaksaannya adalah lewat jalur teknologi. Susu sapi yang miskin gizi itu ditambahkan zat-zat/asam amino yang diduga sebagai bagian dari kebutuhan perkembangan saraf dan otak.

Padahal, kecerdasan lebih dri sekedar asam amino atau zat yang diimbuhkan tersebut. Kecerdasan anak berkaitan sangat erat dengan IMD (Inisiasi Menyusu Dini) saat anak mengintegrasikan kecerdasan pertamanya secara instinktual untuk merayap menemukan puting susu ibu selepas dilahirkan.

Kecerdasan terletak pada antibodi prima manusia yang alami, yang hanya terdapat dalam ASI hingga usia 2 tahun saja.

3. Jika argumen bahwa susu diasup sebagai sumber kalsium (yang dipercaya menguatkan tulang), maka perlu ditegaskan kembali :

APAKAH HANYA SUSU SATU-SATUNYA SUMBER KALSIUM?

Tulang pun menjadi kuat bukan semata-mata hanya karena kalsium tetapi kita pun perlu mengasup Magnesium, Seng (Zinc), Boron, Mangaan, Provitamin D-3, dll.

Mengonsumsi 1 cangkir selada bokor (iceberg lettuce) memberikan kekuatan tulang yang di hari tua, mencegah terjadinya patah tulang panggul! (telah dirisetkan oleh para ahli dari Harvard University, Amerika Serikat yang melibatkan 72.000 wanita).

4. Dari hasil konvensi dunia (World Breastfeeding Week, 1-7 Agustus 2006), Elisabeth Sterken, BSc.MSc Nutritionist INFACT Canada/North America menuliskan bahwa susu bukan ASI menyebabkan: meningkatnya risiko asma, alergi, penurunan perkembangan kecerdasan, peningkatan risiko infeksi saluran napas atas, kekurangan nutrisi yang tidak didapatkan dalam susu non ASI, risiko kanker masa anak, risiko penyakit kronik, risiko diabetes, risiko penyakit kardiovaskuler, risiko kegemukan, risiko infeksi pencernaan, risiko radang telinga. Ini semua adalah efek samping akibat penambahan zat yang tidak semestinya pada susu cair/bubuk.

Mungkin kesimpulan yang bisa ditarik dari empat poin di atas adalah, susu bukanlah minuman wajib setiap orang setelah melalui masa dua tahun pertama minum ASI. Jadi tidak perlu memaksakan diri, terutama anak kita untuk minum susu setiap hari. Makan sayuran, buah-buahan dan menu makanan sehat, sepertinya lebih utama untuk menjaga kesehatan.


Posted By : PokerAon

Tidak ada komentar:

Posting Komentar